Langsung ke konten utama

MELANGKAH BEBAS DI TENGAH KAWASAN HUTAN MANGROVE AYAH

Bunyi alarm membuka mataku tepat pukul enam pagi. Meski saat ini hari Minggu Pagi, aku tetap melangkahkan kakiku menuju kamar mandi. Sebab, aku akan mencari suasana baru dengan menyegarkan otakku di Kawasan Hutan Mangrove Ayah.

***

Sama halnya mandi, makan, dan minum yang aku lakukan pagi ini, aku juga perlu berlibur untuk menyegarkan kembali otot dan otak yang sudah lama menegang. Bahkan sebagai generasi milenial, aku sering menempatkan liburan pada wish list teratas.

Kali ini aku akan menjelajah Kawasan Hutan Mangrove Ayah yang berada di Kabupaten Kebumen. Mengapa tidak ke luar negeri saja? Selain karena kantong kering, liburan di daerah sendiri menurutku sudah menyenangkan. Apalagi aku memang suka berlibur di tengah alam. Kawasan Hutan Mangrove Ayah ini terletak di Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, berjarak hanya sekitar 40 km dari pusat Kota Kebumen. Untuk mencapai ke sana, bisa menggunakan mobil atau motor selama kurang lebih 60 menit dari Kota Kebumen, menyusuri jalan aspal berliku yang dikelilingi pepohonan rindang.


Sesampainya disana aku disambut gapura besar bertuliskan “Selamat Datang di Hutan Mangrove”. Dari sini aku harus menapakkan kaki melalui jalan dari papan kayu. Menyusuri tracking yang panjang di hutan mangrove dengan luas ± 18,5 hektar ternyata tidak membuatku lelah. Bahkan ada gazebo untuk beristirahat dan melihat-lihat pemandangan yang sungguh aduhai.

Penasaran? silakan simak galeri foto berikut

 


Bagaimana? Indah bukan?

Suara khas burung kuntul masuk ke telinga dengan sopan menambah asri suasana hutan. Di ujung dermaga yang terbuat dari kayu sederhana ini terlihat perahu wisata berlalu lalang di Muara Sungai Ijo. Pegunungan Karst Gombong Selatan juga tidak kalah menghipnotis mata. Namun itu semua belumlah seberapa karena ada beberapa tempat lainnya yang dapat dinikmati untuk berswafoto. Ya, kebanyakan orang mengenalnya dengan istilah instagrammable.

Selain itu, disini aku dapat belajar mengenal beragam jenis mangrove seperti Rhizophora Mucronata (Bakau tulen atau Bakau minyak), Sonneratia Casiolaris (Bakau Apel), Avicennia Marina (Bakau Api-api), Rizophora apoculata (Bakau Merah), Acanthus Embracteatus (Bakau Jeruju), Acritichum Aureum (Paku Laut), Bruguilera Gymnorrhiza (Bakau Tancang) dan Nypa Fruticans (Bakau Nipah).


Sebagaimana diberitakan media massa, pada Juni 2021 Kelompok Tani Hutan Pantai Selatan (KTH Pansela) dan warga Desa Ayah memanfaat mangrove tersebut dengan membuat inovasi berupa kopi. Menurut Kambang Trihadi selaku Ketua KTH Pansela, Kopi tersebut dibuat dari biji mangrove yang kemudian diolah menjadi bubuk berwarna hitam. Bahkan rasanya bagaikan minuman unik yang hampir mirip minuman kelas dunia.

Sambil melihat-lihat beragam jenis mangrove pikiranku tiba-tiba melayang, mencoba mengingat ulang peristiwa tsunami tahun 2006 yang menerjang pesisir Kebumen. Beruntung tanaman mangrove yang rimbun di tepi pantai dan sungai ini  menjadi benteng yang menyelamatkan desa sekitar dari dampak tsunami lebih parah.

Tak ada gading yang tak retak begitu pula dengan Kawasan Hutan Mangrove Ayah. Meskipun sudah banyak manfaat dan keindahan yang ditawarkan. Berdasarkan pengalaman aku berkeliling, masih ada beberapa catatan ringan yang menjadi perhatian.

Pertama, perlu adanya penambahan dan perbaikan sarana prasarana karena masih minim fasilitas seperti toilet dan tempat ibadah, disisi lain tempat cuci tangan belum tersedia. Demikian tracking yang dibuat  untuk mengelilingi hutan mulai keliatan rapuh dan berlubang. Aku menyarankan pengelola pariwisata menyiapkan tempat cuci tangan buatan lokal dengan menggunakan gentong (gerabah) produksi dari masyarakat sekitar. Gentong diharapkan selalu terisi air, tidak lupa menyediakan sabun, lap tangan, dan pembuangan limbah air bekas cuci tangan. Dianjurkan gentong buatan lokal supaya budaya masyarakat yang menjadi mata pencarian terus berkembang dan bergairah. Kedua, dibuat semacam kebun botani yang mengkoleksi puluhan jenis flora dan fauna bernama arboretum mangrove untuk wisata edukasi yang lebih baik.

Liburan merupakan hal penting bagi semua orang. Dengan liburan, dapat mengusir penat, menyegarkan kembali pikiran, bahkan mencari pengalaman hidup. Tidak perlu ke luar negeri untuk mengisi pengalaman hidup yang menarik karena di Kebumen masih ada Hutan Mangrove Ayah yang menyajikan keindahan alam. Kata pepatah, satu artikel mampu memantik imajinasi ribuan pembaca, sedangkan sebuah foto dapat mewakili ribuan kata. Akan tetapi, pengalaman pribadi tetaplah yang paling hakiki. Karena akan terpatri dalam memori, dan melekat erat di lubuk hati. Lantas tunggu apa lagi? Yuk liburan sekarang ke Kawasan Hutan Mangrove Ayah.

***

Tulisan ini diikutsertakan dalam kompetisi Lomba Karya Tulis dalam acara Lomba Penyadartahuan Masyarakat dan Jurnalis Mendukung Rangkaian Kegiatan oleh WRI Indonesia dan Yayasan Lahan Basah (YLBA) tahun 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) Teman yang Cocok Bagi Digital Nomad

  Cepat, tangguh, dan nyaman, ketiga hal tersebut menjadi modal utama yang dibutuhkan oleh digital nomad. Apa itu digital nomad? Digital nomad adalah seseorang yang melakukan pekerjaan di mana ruang dan waktu tidak lagi menjadi penentu. Supaya tetap produktif, tentunya dalam bekerja diperlukan teman yang didukung dengan kualitas mantap. Teman yang bisa serba cepat, tangguh, dan nyaman menemani dalam bekerja. Ya, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) atau singkatnya bisa disebut ExpertBook B3 Flip sebuah mahakarya terbaru dari ASUS sangat cocok dijadikan teman digital nomad dalam bekerja. *** Transformasi digital sudah mulai mendarah daging bagi banyak kalangan, Covid-19 mempercepat perubahan sosial dari konvensional ke digital.  Era digital memang memudahkan segala hal dan melahirkan pola sosial baru, seperti lahirnya d igital nomad yang semakin bertambah seiiring berjalannya kemajuan teknologi, mungkin Anda salah satunya? Bekerja saat ini tidak hanya dilakukan di kantor dan gedun...

ANTI RESAH SAAT BERKENDARA DENGAN ASURANSI KENDARAAN

Keamanan dan kenyamanan merupakan suatu hal yang diinginkan oleh semua pengendara. Bukan hanya keamanan bagi dirinya, tetapi juga keamanan bagi kendaraan yang dinaikkinya. Namun sayangnya, meskipun sudah berhati-hati, kecelakaan terkadang sulit untuk dihindari pengendara terutama di kawasan perkotaan. Hal ini melihat data selama dua bulan terakhir terjadi 92 kecelakaan di Kota Kediri, 163 kasus kecelakaan yang dicatat oleh Polda Metro Jaya selama Operasi Ketupat Jaya 2022, dan telah terjadi 2.945 kecelakaan lalu lintas saat lebaran kemarin. Penyebabnya bermacam-macam mulai dari mengantuk, tergelincir, rem blong, dan hal-hal lain yang terduga. Oleh karena itu, untuk mengurangi kerugian material akibat kecelakaan diperlukan mitigasi risiko. Seperti sebuah pepatah tua di negeri ini yang mengatakan sedialah payung sebelum hujan. Lantas bagaimana cara mitigasi risiko tersebut? Salah satu caranya melengkapi kendaraannya dengan asuransi untuk kendaraan bermotor. Mungkin saat ini masih belum...

MENUJU IBU KOTA MASA DEPAN DENGAN ENAM INDIKATOR SMART CITY

Isu pemindahan ibu kota kian sering didengungkan di berbagai media massa. Bersamaan dengan itu, media juga memberitakan kondisi Jakarta yang kian memprihatinkan dengan berbagai masalah yang terus berdatangan. Dari kemacetan, kepadatan penduduk, masalah air bersih, sampai polusi yang mengancam kesehatan. Hal ini membuat Ibu Kota Jakarta semakin tidak layak huni. Pasalnya, semakin banyak penyakit yang datang menghinggapi warganya setiap hari. Namun, pemindahan ibu kota bukanlah ide reaktif yang semata-mata berangkat dari permasalahan Ibu Kota Jakarta. Usulan agenda pemindahan ibu kota merupakan bagian dari isi visi Indonesia 2033 dan sudah masuk dalam RPJMN 2020-2024. Selain itu, mewujudkan nilai prinsip, soal pemerataan, keadilan, dan keseimbangan pembangunan agar mengubah mindset dari Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris. Ibu kota perlu dipindah agar setiap pemerintahan di masa yang akan datang bisa melangkah konsisten, terhindar dari berbagai langkah paradoks dalam mencapai...