Langsung ke konten utama

TRANSAKSI DIGITAL DAN MILENIAL MENJADI PONDASI EKONOMI NASIONAL

        Digital dan milenial menjadi pondasi kuat untuk membangun bangsa yang maju. Euforia transaksi digital menjadi salah satu instrumen yang tepat untuk kemajuan ekonomi nasional. Teknologi sudah siap, hanya saja mental digital masyarakat masih perlu ditingkatkan.

***

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini terindikasi meningkat meskipun pandemi belum berakhir. Menurut Bank Indonesia (2020) pemulihan ekonomi nasional diprakirakan semakin meningkat pada tahun 2021 dengan pertumbuhan mencapai 4,8 sampai 5,8%, setelah terkontraksi -1% sampai -2% pada tahun 2020. Momentum ini tentunya membawa angin segar sebagai upaya pengokohan pondasi ekonomi nasional. Salah satu sektor yang dapat dipertimbangkan untuk menjadi kekuatan ekonomi baru bagi Indonesia adalah ekonomi digital.

Pemanfaatan tekonologi digital sekarang ini acapkali menjadi solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi milenial. Bagi generasi milenial digitalisasi bukan lagi keniscayaan. Digitalisasi sudah berubah menjadi sebuah kebutuhan yang melekat dalam aktivitas keseharian. Buktinya, sejak bangun tidur hingga tidur lagi, tidak bisa lepas dari perangkat digital. 

Bahkan smartphone saat ini sudah menjadi barang sekunder bukan lagi tersier lagi.  Kenapa? Karena era sekarang  membuat smartphone bukan hanya media berkomunikasi, tetapi juga digunakan untuk mengambil berbagai keputusan. Mulai dari yang sederhana seperti memilih menu makan siang, hingga keputusan penting seperti menentukan pilihan investasi. Yang jelas, digitalisasi telah mengubah pola pikir dan kebiasaan banyak orang. 

Begitu pula dalam bertransaksi. Menggunakan uang cash dan kartu sudah dianggap ketinggalan zaman. Masih kagum saat membayar transportasi umum pakai e-money, tiba-tiba kini ditakjubkan bayar kopi melalui Quick Response Code (QR Code). Apa itu pembayaran melalui QR Code? Yaitu metode transaksi dengan scan QR Code yang ada di merchant melalui kamera smartphone, setelah itu itu klik bayar. Seketika pembayaran selesai, terlihat mudah bukan?

Saat ini sudah banyak merchant yang menerima pembayaran dengan uang elektronik melalui QR Code. Cukup unduh dan buka aplikasi pembayaran seperti OVO atau Dana, pindai (scan) QR Code-nya, ketik nominalnya, transaksi selesai dalam hitungan detik.

Apalagi, Bank Indonesia kini telah mengeluarkan kebijakan tentang standar nasional QR Code pada Agustus 2019 yang dikenal dengan istilah QRIS (Quick Response Indonesian Standard). Sekarang, satu QR Code bisa dipindai dari semua aplikasi pembayaran. Jadi, QR Code terbitan OVO, ini bisa dipindai dari aplikasi lainnya seperti GoPay, Dana, LinkAja, atau sekarang melalui mobile banking juga bisa. Alhasil, kita tidak perlu lagi mengunduh dan membuat banyak akun dompet digital. Cukup satu akun untuk semua transaksi QR Code. Pada tataran pragmatis, tentunya ini memudahkan dalam bertransaksi secara nontunai.



Saya, sebagai generasi milenial yang dekat dengan teknologi digital, urusan bayar membayar sudah dirasa nggak zaman kalau pakai uang cash. Belum lagi kembaliannya yang kadang uang receh dan lecek-lecek. Sekarang saya dalam bertransaksi sering menggunakan QRIS karena lebih aman, cepat, dan praktis. Berikut adalah pengalaman saya menggunakan QRIS  melalui mobile banking dari mandiri, langkahnya cukup mudah dan tidak lama. Just scan and pay! Alih-alih untuk contactless di tengah pandemi Covid-19, ternyata saya juga mendapat cashback 50%.


          Dalam video tersebut terdapat dua QRIS dari BCA dan ShopeePay, padahal merchant hanya menyediakan satu QRIS saja sudah cukup. Oleh karena itu, disini saya berkesempatan untuk memberikan penjelasan tentang QRIS supaya tidak perlu lagi memsang QR Code secara berjejer dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Karena aplikasi apapun, cukup satu QRIS aja!!!

Sebagai konsumen saya merasakan manfaat dari penggunaan QRIS diantaranya sebelumnya pengeluaran saya yang tidak tercatat menjadi tercatat. Selain itu, transaksi menggunakan QRIS menjadi alternatif pembayaran kekinian, aman, cepat, dan nyaman.


Untuk merchant, QRIS membuat transaksi lebih mudah karena hanya memerlukan satu QR Code untuk berbagai alternatif pembayaran. Selain lebih praktis karena tidak perlu menyediakan uang kembalian, penggunaan QRIS  setiap transaksinya juga akan tercatat dan mencegah penipuan uang palsu yang beredar di masyarakat. Cara daftarnya pun cukup mudah tinggal kunjungi www.qris.id, klik tombol daftar QRIS atau akses www.qris.id/register, setelah itu pilih jenis bisnis yang sesuai, lanjutkan dan selesaikan pengisian form. Bagaimana cukup mudah bukan?

 


Bagi pemerintah, QRIS bermanfaat untuk mendata jumlah UKM secara nasional, pembayaran restribusi dan pajak yang efektif efisien, mendorong pertumbuhan ekonomi lapisan bawah dan persiapan menuju ekonomi keuangan digital & smart city. QRIS juga dapat mendorong perekonomian negara karena ada penghematan biaya penggunaan uang tunai dan kertas untuk dokumentasi transaksi. Penghematan biaya ini dapat dialihkan kepada kegiatan ekonomi produktif, seperti hackathon dan inkubator bisnis bagi milenial sebagai problem solver yang akan menumbuhkan ekonomi nasional.


Milenial menjadi sorotan dalam ulasan topik kali ini. Bagaimanapun pula generasi ini telah mendominasi populasi Indonesia, sehingga secara tidak langsung akan mencerminkan wajah negara kita kedepannya. Era digital saat ini ternyata membuat masyarakat terutama milenial lebih panik ketinggalan smartphone-nya daripada dompetnya saat keluar rumah, kenapa? Karena kini dengan sentuhan jari kita sudah dapat melakukan transaksi dengan uang digital. Fenomena tersebut sering dikenal dengan istilah cashless society. Fenomena ini terjadi bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh negara di dunia.

Meskipun pembayaran menggunakan uang cash sudah dianggap ketinggalan zaman, namun masih banyak masyarakat di negara kita yang lebih suka bertransaksi secara langsung. Terbukti penetrasi cashless society Indonesia masih rendah hanya 25%, jauh dengan Korea Selatan yang sudah mencapai 83%. Namun, kita masih memiliki potensi yang besar dan perjalanan masih cukup panjang untuk mencapai cashless society.

Saya dan generasi milenial Indonesia lainnya akan tumbuh dengan teknologi yang berkembang pesat, siap menjadi leader dalam penggunaan transaksi digital nantinya. Apalagi dengan adanya QRIS yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia akan membuat transaksi lebih efektif dan efisien kedepannya. Oleh karena itu, mari kita wujudkan cashless society mulai dari lingkup yang kecil seperti diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Mengapa perlu mewujudkan cashless society? Pertama, adanya cashless society akan menumbuhkan tranparansi dalam bertransaksi. Baik dirasakan secara individu, keluarga, RT, RW, desa, bahkan tingkat nasional. Dengan berkembangnya transaksi digital pungutan-pungutan liar berkurang dan akan memperkecil kemungkinan korupsi. Transaksi akan terawasi setiap saat dan sulit dimanipulasi.

Kedua, secara tidak langsung dengan adanya transaksi non tunai, UKM akan mendapatkan sistem akuntansi secara cuma-cuma. Pelaku UKM dengan mudah mengetahui perputaran kasnya yang informasinya bermanfaat untuk memperbesar bisnisnya untuk kedepannya.

Ketiga, transaksi digital juga mengurangi peredaran uang palsu di masyarakat. Tidak adanya uang palsu tentu akan menjamin keamanan dan kesejahteraan ekonomi masyarakat dalam bertransaksi.

Transaksi digital bukanlah hal yang perlu ditakuti atau dihindari. Sebaliknya, transaksi ini menghadirkan banyak peluang bagi siapa saja baik bagi individu, keluarga, pedagang, bahkan negara. Adanya inovasi-inovasi dalam transaksi digital, seperti QRIS akan membantu roda ekonomi masyarakat dan negara. Generasi milenial harus menjadi motor produktif dalam memperkenalkan transaksi digital kepada masyarakat luas. Supaya ekonomi nasional semakin berdikari, generasi milenial dapat menggairahkan ekonomi dengan wirausaha atau mendirikan start up, dan jangan lupa pakai QRIS!!!


Referensi:

Bank Indonesia. (2020). Pemulihan Ekonomi Optimis Terwujud Di 2021. Diakses pada 26 Januari 2021 dari https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_229020.aspx

Bank Indonesia. (2020). Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2020 . Diakses pada 25 Januari 2021 dari https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Pages/Tinjauan-Kebijakan-Moneter-Desember-2020.aspx

Hendarta, Filianingsih. (2019). OPINI: QR Code Nasional Menuju Efisiensi Pembayaran. Diakses pada 27 Januari 2021 dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20190819/9/1138176/opini-qr-code-nasional-menuju-efisiensi-pembayaran

Knowledge Wharton. (2018). Knowledge Wharton. Diakses dari Knowledge Wharton: http://knowledge.wharton.upenn.edu/article/going-cashless-can-learn-swedens- experience/  KPMG Indonesia. (2017). Retail Payments in Indonesia. Jakarta: KPMG Indonesia

Nugroho, Adi. (2019). Ekonomi Digital Kian Mengemuka, Saatnya Milenial Mengambil Peran Utama. Diakses pada 25 Januari 2021 https://www.nodiharahap.com/2019/01/ekonomi-digital-kian-mengemuka-saatnya.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolaborasi Pentahelix untuk Mewujudkan Kota Jakarta Bebas Polusi

Rakha kembali tersenyum. Pagi itu, sebelum berangkat kerja dia mencium kening istri dan anak-anaknya. Bahagia pada raut wajahnya menandakan kesehatan diri dan keluarga masih dalam kondisi prima. Tidak heran, karena mereka menghirup kualitas udara yang bersih dan terjaga.  Bagi Rakha, kesehatan istri dan ketiga anaknya menjadi prioritas utama. Hidupnya benar-benar berubah sejak udara Jakarta menjadi bersih tanpa polusi udara.  Seperti Rakha, di pagi yang sama,  Aini sangat riang gembira. Sebagai pekerja kantoran di salah satu perusahaan telekomunikasi, dia sangat dimudahkan dengan bantuan teknologi saat berangkat kerja. Sat set sat set dengan mengendarai mobil listriknya hasil menabung selama merantau sepuluh tahun di Jakarta dia selalu sampai kantor tepat waktu tanpa terjebak macet berkat lalu lintas yang lancar dan petunjuk ponsel pintarnya.  Sebagai pecinta transportasi publik, Yeni selalu menjaga suasana hati dan penampilannya. Dia selalu dimudahkan dengan integrasi transportasi pub

QRIS Cross-Border Membuka Era Baru Pembayaran Antarnegara di ASEAN

Dari beragam kebijakan pemerintah yang diimplementasikan, tampaknya peluncuran QRIS ( Quick Response Code Indonesian Standard ) adalah salah satu yang patut diapresiasi. B agi yang belum familiar, QRIS merupakan metode pembayaran digital berbasis kode QR . Jika dilihat dari sisi digital, QRIS menjadi salah satu inisiatif untuk menyongsong ekonomi digital karena transaksi menjadi lebih efisien, cepat, dan praktis, yang sejalan dengan perkembangan teknologi digital. Saya punya pengalaman pribadi. Satu bulan yang lalu, ketika saya berlibur ke Solo, saya dan teman saya sempat bernostalgia menyempatkan minum kopi dan cemilan di kedai kopi langganan saat mengerjakan tugas kuliah. Saat masih kuliah dan pesan kopi di sana, saya harus lebih dahulu ke ATM untuk mengambil uang tunai. Kini, enam tahun berselang, segelas kopi susu bisa saya bayar menggunakan QRIS secara praktis. Lebih dari sekadar membeli kopi di Solo saja. Mulai tanggal 29 Agustus 2022 QRIS juga telah mempermudah pembelian k

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) Teman yang Cocok Bagi Digital Nomad

  Cepat, tangguh, dan nyaman, ketiga hal tersebut menjadi modal utama yang dibutuhkan oleh digital nomad. Apa itu digital nomad? Digital nomad adalah seseorang yang melakukan pekerjaan di mana ruang dan waktu tidak lagi menjadi penentu. Supaya tetap produktif, tentunya dalam bekerja diperlukan teman yang didukung dengan kualitas mantap. Teman yang bisa serba cepat, tangguh, dan nyaman menemani dalam bekerja. Ya, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) atau singkatnya bisa disebut ExpertBook B3 Flip sebuah mahakarya terbaru dari ASUS sangat cocok dijadikan teman digital nomad dalam bekerja. *** Transformasi digital sudah mulai mendarah daging bagi banyak kalangan, Covid-19 mempercepat perubahan sosial dari konvensional ke digital.  Era digital memang memudahkan segala hal dan melahirkan pola sosial baru, seperti lahirnya d igital nomad yang semakin bertambah seiiring berjalannya kemajuan teknologi, mungkin Anda salah satunya? Bekerja saat ini tidak hanya dilakukan di kantor dan gedung-gedung