Langsung ke konten utama

Rindu Masa Itu: Ingin Kembali ke Minggu yang Dulu


Tak terasa sudah sangat jauh perjalan hidupku ini. Tak terasa pula umurku kian hari kian tambah sehingga masa kecil yang dilewati hanya menjadi kenangan manis yang menyenangkan, karena yang menyakitkan tak pernah ku kenang. Kisah – kisah masa kecil menjadi sebuah penghibur diri hingga membuatku tersenyum sendiri. Kisah lucu dan kisah – kisah unik bersama teman – teman masa kecil serasa ingin ku ulang kembali. Masa kecil adalah masa yang paling membahagiakan karena aku tak mengenal namanya masalah, overthinking, apa itu toxic, cinta yang memusingkan atau segala sesuatu tentang bangsa ini. Masa kecil dulu aku lebih banyak bermimpi dan berharap menjadi orang – orang sukses. Masa kecil dimana mimpi menjadi hal yang paling indah untuk di tanyakan saat apapun dan dimanapun. Sekarang?? Hashhh gak usah ditanya, kita sama.

Akan ku goreskan kenangan itu, tak hanya di dalam ingatan, tapi juga dalam rangkaian kata-kata yang menjadi sebuah kisah, kisah masa kecilku. Begitu banyaknya, hingga aku pusing mulai dari mana aku menceritakannya. 

Di suatu pagi aku terbangun, terdengar suara ayam jago berkokok di sebelah rumahku. Semakin lama semakin terdengar keras, mau bangun tuk berdiri tapi sulit karena gravitasi kasur kuat sekali. Aku pun terdiam sambil melihat langit-langit kamar, lalu berfikir dan tersadar bahwa hari ini adalah hari minggu, begitu menyadari bahwa hari itu adalah hari minggu rasanya sangat senang dan gembira sekali, karena di hari Minggu ini tak ada kegiatan belajar di sekolah. 


Seketika itu, akupun tiba-tiba ingin bermalas-malasan dan menutup mata kembali dalam tidurku seolah-olah ingin menghabiskan Hari Minggu dengan tertidur di kamar. Tapi niatku itu gagal karena Ibuku membangunkanku dengan teriakkan kerasnya, eh maksudku suara lantangnya serta ciri khas yang bilangnya pukul 08.00 wib padahal baru pukul 06.00 wib. Aku terbangun lalu ke kamar mandi untuk cuci muka dan menggosok gigi, setelah itu aku minum segelas susu yang telah disediakan oleh ibuku sembari menonton TV serial kesukaanku yaitu Doraemon, setelah itu ada Tom and Jerry, jujur setiap aku nonton Tom and Jerry aku pengin Tom yang menang. Tidak hanya itu aku juga biasa menonton Captain Tsubasa yang hobi sepak bola, saat lihat animasi ini terlihat aneh karena lapangannya panjang sekali. Serial TV lain yang aku tonton saat itu Let’s Go yang menyebabkan aku dan teman-temanku setiap lebaran membeli tamiya karena dapat uang saat lebaran, selain itu ada Ultraman, Detective Conan, Hamtaro, P-Man, Sailor Moon, Digimon, Dragon Ball, One Piece, Ninja Hatori, Crayon Sinchan, Pokemon, Kamen Rider, Power Rangers, Yu-Gi-Oh, Ben 10, Beyblade, One Piece, Dora The Explorer yang lamban, Diego yang sama kaya dora, Spongebob Squerpants yang kocak.  Aku menonton TV sembari sarapan yang telah disiapkan oleh Ibu, masakannya enak sekali.

Beberapa kemudian, terdengar suara yang memanggil namaku di depan rumah. Ternyata teman-temanku yang ingin mengajakku bermain. Aku pun membukakan pintu sambil bertanya. “Mau kemana nih siang-siang gini?” Tanyaku (aslinya pakai bahasa ngapak). “Ayok mencari ikan disawah” jawab teman-temanku.

Tanpa pikir panjang aku meminta izin kepada ibu sambil mengambil sandal jepit. Di sawah kami mencari ikan, kami menangkap ikan dengan tangan kosong. Kotor sudah menjadi hal biasa, karena kami tidak takut kotor. Beberapa menit kemudian, aku mendapatkan ikan sepat. Begitu pula dengan teman-temanku. Mencari ikan membuat kami lupa waktu bahkan lupa segalanya, setelah itu kami berirstirahat di bawah pohon kelapa sembari membakar ikan hasil tangkapan tadi. Dengan menggunakan bumbu seadanya yaitu kecap dan garam, kami siap menyantap ikannya dengan suasana yang sejuk sambil melihat padi yang mulai menguning.

Hari semakin sore, aku dan teman-temanku dengan baju dengan penuh lumpur berbenah untuk pulang. Belum sampai rumah kami melihat teman yang lainnya lagi bermain kasti. Tanpa basa-basi kami ikut bergabung bermain kasti, Terkadang kalau aku pikir-pikir bermain kasti itu sangat menyenangkam dan tiada bosannya. Tertawa bersama sembari bermain merupakan hal yang paling mengasyikkan.

Pantulan cahaya matahari yang tadinya memancarkan sinar yang begitu cerah sudah mulai meredup, itu tanda hari sudah menjelang sore. Menandakan bahwa waktunya kami untuk pulang ke rumah masing-masing.

Aku rindu Minggu yang dulu, rasanya ingin balik ke masa kecil. Ingin dibangunkan oleh Ibu, Ingin dimasakin Ibu, Ingin nonton Doraemon di Minggu Pagi, Ingin pergi ke sawah mencari ikan bersama, Ingin bermain Kasti. Sebagai anak perantauan yang sudah dewasa, Alarm  sudah menggantikan suaranya Ibu, Warteg telah menggantikan masakan Ibu, Sinetron telah menggantikan serial TV anak jaman dulu, bioskop-bioskop telah menggantikan sawah-sawah, Game online telah menggantikan permainan kasti. Ingin ku ulang kembali masa itu, tapi apalah daya teman-temanku juga sudah menemukan jalan masing-masing ada yang masih kuliah, sedang bekerja, bahkan sudah ada yang sibuk mengurusi rumah tangganya. Jujur masa kecil adalah masa paling indah, dimana kita hanya bermain, bermain, dan bermain. Tidak memikirkan apa itu masa depan, pekerjaan, penghasilan, skripsian, gebetan, pacaran apalagi mengenal mantan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kolaborasi Pentahelix untuk Mewujudkan Kota Jakarta Bebas Polusi

Rakha kembali tersenyum. Pagi itu, sebelum berangkat kerja dia mencium kening istri dan anak-anaknya. Bahagia pada raut wajahnya menandakan kesehatan diri dan keluarga masih dalam kondisi prima. Tidak heran, karena mereka menghirup kualitas udara yang bersih dan terjaga.  Bagi Rakha, kesehatan istri dan ketiga anaknya menjadi prioritas utama. Hidupnya benar-benar berubah sejak udara Jakarta menjadi bersih tanpa polusi udara.  Seperti Rakha, di pagi yang sama,  Aini sangat riang gembira. Sebagai pekerja kantoran di salah satu perusahaan telekomunikasi, dia sangat dimudahkan dengan bantuan teknologi saat berangkat kerja. Sat set sat set dengan mengendarai mobil listriknya hasil menabung selama merantau sepuluh tahun di Jakarta dia selalu sampai kantor tepat waktu tanpa terjebak macet berkat lalu lintas yang lancar dan petunjuk ponsel pintarnya.  Sebagai pecinta transportasi publik, Yeni selalu menjaga suasana hati dan penampilannya. Dia selalu dimudahkan dengan integrasi transportasi pub

QRIS Cross-Border Membuka Era Baru Pembayaran Antarnegara di ASEAN

Dari beragam kebijakan pemerintah yang diimplementasikan, tampaknya peluncuran QRIS ( Quick Response Code Indonesian Standard ) adalah salah satu yang patut diapresiasi. B agi yang belum familiar, QRIS merupakan metode pembayaran digital berbasis kode QR . Jika dilihat dari sisi digital, QRIS menjadi salah satu inisiatif untuk menyongsong ekonomi digital karena transaksi menjadi lebih efisien, cepat, dan praktis, yang sejalan dengan perkembangan teknologi digital. Saya punya pengalaman pribadi. Satu bulan yang lalu, ketika saya berlibur ke Solo, saya dan teman saya sempat bernostalgia menyempatkan minum kopi dan cemilan di kedai kopi langganan saat mengerjakan tugas kuliah. Saat masih kuliah dan pesan kopi di sana, saya harus lebih dahulu ke ATM untuk mengambil uang tunai. Kini, enam tahun berselang, segelas kopi susu bisa saya bayar menggunakan QRIS secara praktis. Lebih dari sekadar membeli kopi di Solo saja. Mulai tanggal 29 Agustus 2022 QRIS juga telah mempermudah pembelian k

ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) Teman yang Cocok Bagi Digital Nomad

  Cepat, tangguh, dan nyaman, ketiga hal tersebut menjadi modal utama yang dibutuhkan oleh digital nomad. Apa itu digital nomad? Digital nomad adalah seseorang yang melakukan pekerjaan di mana ruang dan waktu tidak lagi menjadi penentu. Supaya tetap produktif, tentunya dalam bekerja diperlukan teman yang didukung dengan kualitas mantap. Teman yang bisa serba cepat, tangguh, dan nyaman menemani dalam bekerja. Ya, ASUS ExpertBook B3 Flip (B3402) atau singkatnya bisa disebut ExpertBook B3 Flip sebuah mahakarya terbaru dari ASUS sangat cocok dijadikan teman digital nomad dalam bekerja. *** Transformasi digital sudah mulai mendarah daging bagi banyak kalangan, Covid-19 mempercepat perubahan sosial dari konvensional ke digital.  Era digital memang memudahkan segala hal dan melahirkan pola sosial baru, seperti lahirnya d igital nomad yang semakin bertambah seiiring berjalannya kemajuan teknologi, mungkin Anda salah satunya? Bekerja saat ini tidak hanya dilakukan di kantor dan gedung-gedung